selamat ulang tahun?

duta smaradana
4 min readOct 25, 2020

--

Ulang tahun bagi beberapa orang memiliki makna yang berbeda-beda. Ada beberapa yang menganggap ulang tahun sebagai suatu hari yang ditunggu-tunggu ada juga yang merasa cuek dan tidak peduli dengan ulang tahun. Masih hangat di ingatan saya ketika saya berulang tahun ke 7 dan meminta kedua orang tua saya untuk merayakan ulang tahun saya. Rasanya sangat menyenangkan jika diingat kembali, mendapat hadiah dari teman, serta ada berbagai macam game yang dilakukan oleh badut penghibur yang diiringi lagu selamat ulang tahun dari jamrud yang melegenda tersebut. Bukan acara ulang tahun tentunya jika tidak ada acara peniupan lilin yang ikonik dan juga suara meriah tepuk tangan oleh teman-teman dan orangtuanya.

Bagi saya, moment itu sangat memorable dikarenakan itu satu-satunya perayaan ulang tahun saya yang dirayakan secara heboh. Kalau dipikir-pikir, hal tersebut menyenangkan bagi saya di usia 7 tahun. Namun, berbeda bagi saya pada beberapa tahun kebelakang. Saya sendiri beberapa tahun belakangan merasa bahwa ulang tahun menjadi sebuah hari yang tidak ditunggu. Entah karena saya tidak pernah merayakannya kembalisemenjak usia 7 tahun atau saya saja yang cuek. Beberapa tahun belakangan saya bingung kenapa hari lahir seseorang perlu dirayakan dengan meriah, entah itu dengan melempari telur kepada yang sedang berulang tahun ataupun merayakan ulang tahun ini secara besar besaran.

Saya memiliki pemikiran tersebut semenjak menghadiri beberapa perayaan sweet seventeen beberapa teman saya yang dirayakan secara sangat meriah. Ulang tahun ke 17 seolah-olah dijadikan sebuah milestone kehidupan bagi mayoritas remaja. Bebeberapa dari mereka merayakan ulang tahunnya dengan menyewa sebuah tempat dan bahkan terkadang mengundang bintang tamu untuk memeriahkan acara. Sebenarnya, hal tersebut tidak jauh beda dengan perayaan ulang tahun anak kecil. Namun yang membedakan adalah uang yang dikeluarkan untuk membuat pesta yang meriah tersebut. Ketika datang ke pesta tersebut saya sering memiliki pikiran di kepala saya berapa ya uang yang dihabiskan untuk melaksanakan pesta semeriah ini?. Mungkin pemikiran tersebut ada di kepala saya dikarenakan keluarga saya bukan keluarga yang memiliki kondisi keuangan yang bisa melaksanakan pesta tersebut dengan mudah dan tanpa memikirkan biaya.

Kembali ke satu tahun yang lalu ketika saya berulang tahun saya merasa bahagia karena beberapa teman saya mengucapkan ulang tahun di sosial media yang ada. Entah apakah teman saya memang mengingat betul tanggal lahir saya atau karena ada notifikasi dari aplikasi line yang selalu mengingatkan ulang tahun penggunanya setiap tahun. Tentu saja walaupun saya tidak menunggu-nunggu hari ulang tahun tapi tetap saja ada rasa bahagia ketika beberapa teman saya mengucapkan ulang tahun kepada saya. Hal-hal tersebut membuat yang sedang berulang tahun merasa mendapatkan perhatian yang lebih dari teman-teman dan keluarganya.

Beberapa hari kebelakang saya memikirkan hari ulang tahun saya. Saya takut ketika saya ulang tahun hanya Google dan line yang memberikan selamat kepada saya. Rasanya tentu aneh ketika hanya mesin yang mengucapkan ulang tahun kepada saya. Kecemasan tersebut yang membuat saya tidak menunggu hari ulang tahun. Ditambah lagi melihat ketika teman-teman saya berulang tahun, instagram story mereka penuh dengan ucapan selamat ulang tahun. Ketika melihat story mereka saya selalu mengira-ngira apakah ketika saya berulang tahun saya akan mendapat ucapan sebanyak mereka ya?, bagaimana jika pada saat saya berulang tahun tidak ada yang mengucapkan ya?, dan masih banyak pertanyaan serupa yang ada di kepala saya.

Tepat pada pukul 00.01 WIB di tanggal 25 Oktober 2020 seperti biasa orangtua saya masuk ke kamar untuk memberikan surprise ulang tahun layaknya keluarga pada umumnya. Saya yang pada saat itu sedang menonton pertandingan Manchester United melawan Chelsea memang sudah tahu bahwa orangtua saya akan memberikan surprise kepada saya. Seperti pada umumnya, ada proses peniupan lilin serta foto bersama yang menjadi rutinitas tahunan ketika ada anggota keluarga yang sedang berulang tahun. Setelah mendapatkan kejutan dari orangtua, saya kembali menyaksikan pertandingan bola tersebut yang berakir dengan skor 0–0, sangat membosankan.

Setelah menyaksikan pertandingan tersebut saya langsung membuka ponsel saya, dan seperti biasa baru ada satu ucapan ulang tahun yaitu dari line. Namun saya selalu berpikir bahwa ya memang teman-teman saya jarang ada mengingat-ingat hari ulang tahun saya secara pasti, mereka pasti tahu saya ulang tahun dari notifikasi media sosial. Setelah saya bersikap seperti itu saya memutuskan untuk tidur dengan harapan ketika saya bangun ada banyak ucapan dari teman-teman. Tentu saja proses tidur tidak semudah rebahan dan tidur, yang ada malah saya memikirkan bagaimana ya jika hari ini tidak ada yang mengucapkan ulang tahun?. Setelah kurang lebih dua jam saya overthinking sepertinya otak saya lelah memikirkan hal tersebut dan akhirnya saya bisa tidur.

Untung saja ketika saya bangun, pemikiran saya tentang tidak mendapat ucapan selamat tidak terjadi dikarenakan banyak teman-teman saya yang mengucapkan ulang tahun kepada saya. Bagi saya, ucapan tersebut yang bisa mematahkan pikirak-pikiran negatif saya beberapa hari belakangan. Hari ini saya mendapatkan hal baru bahwa ketika kita berulang tahun tentu ada yang mengucapkan ulang tahun. Minimal keluarga akan memberi ucapan dan jika kita menyantumkan tanggal ulang tahun di media sosial, sudah dipastikan pasti teman kita akan mendapat notifikasi dan tentu saja akan memberikan selamat.

Terakhir, bagi saya setiap ulang tahun paling tidak menandai bahwa kita berhasil survive selama satu tahun terakhir. Paling tidak, setiap orang bisa merakayakan hal tersebut tentunya dengan caranya masing-masing yang menurut mereka nyaman. Sepertinya tulisan saya akan berakhir disini melihat waktu sudah pukul 23.00 WIB dan masih banyak tugas UTS dan UAS yang belum saya kerjakan dan saya kesampingkan dahulu demi menulis ini, Bodoh memang.

--

--

No responses yet